Inilah 4 Alasan Pentingnya Web Portofolio untuk Freelancer

Dibalik pepohonan taman itu, seorang gadis sedang duduk sendiri. Sedari tadi ia menatap layar laptopnya.

Pandangannya tak berubah sedikitpun.
Terkadang ia juga tampak mengayunkan jemarinya dikeyboard, menggeser-geser mouse, dan mencoret-coret bukunya.

Laura namanya. Dia hanyalah mahasiswi biasa. Dia menaruh minat besar terhadap seni komunikasi dengan elemen visual, atau dikenal sebagai “Desain Grafis”.

Ayunan jemari mungilnya menghasilkan karya yang bisa dibilang sangat bagus. Ia sering mendapat nilai tinggi di kampus, ia juga beberapa kali memenangkan lomba dan kontes desain.

Saat liburan akhir semester ini, terlintas dipikiran Laura mencoba menjadi Freelancer.

Lumayan kan untuk tambah uang jajan – ujarnya dalam hati

Akhirnya dengan skill yang ia punya, ia mendaftar di beberapa situs freelancer, dengan harapan ada job yang masuk ke emailnya. Ia juga kerap mempromosikan di akun media sosial jika ada beberapa temannya yang membutuhkan jasanya.

1 hari berlalu
2 hari berlalu
3 hari berlalu, tidak ada job yang masuk.

Kini ia termenung ditemani pepohonan yang setia meneduhinya. Laura heran sudah 3 hari tidak ada satupun job yang masuk, ia hanya menganggur sembari mengharap notifikasi di emailnya.

Apa yang salah dengan Laura?
Ya! Tentu portofolio.



Bagi freelancer, portofolio merupakan sebuah “Identitas” untuk mendapatkan job. Jika dianalogikan, seseorang ketika melamar pekerjaan ia pasti akan membawa ijazah, CV, sertifikat, dan lainnya agar dipertimbangkan untuk bekerja di tempat tersebut.

Sementara freelancer memperlihatkan hasil kerjanya kepada klien sebagai pertimbangan. Jika klien suka dengan hasil kerjanya ia akan memberikan pekerjaan atau memeberi kontrak, jika tidak suka klien akan mencari freelancer baru.

Apa jadinya jika freelancer tidak punya portofolio?
Klien akan kesulitan mengetahui “Identitas” freelancer ini. Karena takut hasilnya tidak memuaskan, akhirnya klien mencari freelancer lain yang lebih menjanjikan. Karena hanya portofolio pertimbangan satu-satunya freelancer.

Kembali ke kasus Laura. Sehebat apapun dia, percuma jika karyanya disimpan sendiri. Orang-orang tidak akan tahu betapa hebatnya dia, sehingga klien jadi tidak yakin memberikannya job.

Sebenarnya banyak cara untuk membuat portofolio, tapi yang paling ampuh dalam meyakinkan klien adalah membuat website pribadi.

Kenapa website pribadi?
Inilah 4 Alasan Pentingnya Web Portofolio untuk Freelancer.

1. Sebagai display atau tempat memamerkan karya

Namanya website portofolio, tentu tujuan utamanya untuk menyimpan portofolio agar orang lain bisa melihat karya Laura dengan mudah.
Sebenarnya karya Laura bagus, namun ia hanya memendamnya sendiri. Jika ia membuat website portofolio dan menyimpannya disana, orang lain pas akan kagum dan menghargai dirinya.

Laura tinggal mencantumkan link websitenya di akun media sosial atau website freelancer, sehingga klien bisa melihat hasil kerja Laura selama ini.

Mungkin dimasa depan ketika Laura ingin melamar pekerjaan, ia tidak perlu repot-repot mencetak karya-karyany. Ia tinggal memberikan link website portofolionya kepada HRD.

Dibanding Instagram, Dribbble, Behance, atau akun media sosial berbasis foto lainnya, menyimpan portofolio di website sendiri jauh lebih leluasa, karena Laura sendiri yang memegang penuh kuasa website tersebut.



Laura bisa mengelompokan hasil kerjanya. Contohnya : product packaging, poster, illustration, UI/UX design, company branding, dan lainnya dalam page yang berbeda. Sementara jika di media sosial, semua karya akan tercampur dalam satu akun.

2. Tempat menaruh biografi

Ketika orang sedang melamar pekerjaan, ia pasti melampirkan CV (curriculum vitae). CV tersebut berfungsi untuk mejelaskan biografi pelamar, mulai dari nama lengkap, alamat, riwayat pendidikan, hingga skill yang ia kuasai.

Kembali lagi kepada Laura sebagai freelancer, mengirim CV kepada calon klien sepertinya agak ganjal. Kebanyakan klien tidak peduli tingkat Pendidikan, biografi, sertifikat freelancer, yang penting karyanya sesuai dengan yang ia mau.

Tapi ada juga klien yang mempertimbangkan pendidikan dan sertifikat freelancer. Klien akan lebih yakin memilih freelancer yang berprestasi, mendapat banyak penghargaan, rajin ikut seminar, dan memenangkan banyak lomba.

Informasi tersebut bisa ditulis di website portofolio. Contohnya, Laura bisa menulis biografi dan riwayat pendidikannya dibawah kolom portofolio, dan jika diklik akan memuat biografi, riwayat Pendidikan, prestasi, dan lainnya. Sehingga klien lebih yakin memilih Laura.

Jika di media sosial, Laura tidak leluasa menulis biografi, karena biasanya dibatasi beberapa karakter. Jika menulis banyak akan terlihat berantakan dan tidak menarik. Ia harus pandai-pandai menyingkat kata. Sementara dii websitenya sendiri ia bebas menuliskan apa saja.

3. Membangung Personal Branding

Dengan membuat website portofolio, Laura sedang membangung personal brandingnya.

Singkatnya, ia turut “menaikan” derajat namanya. Contohnya seperti ini, dulunya Laura hanyalah freelancer biasa. Ia jarang mendapat job, sekalinya dapat hanya job kecil. Setelah membuat website, orang-orang memandang Laura sebagai orang yang serius, professional, niat, dan sungguh-sungguh dalam dunia freelancer. Secara tidak langsung, nama Laura akan terangkat dan klien akan lebih percaya padanya.

Personal Branding yang kuat akan membuat Laura mudah dikenali di internet. Orang-orang dengan mudah melihat portfolio Laura, riwayat, dan pencapaian-pencapaiannya.

Dengan membuat website, Laura turut membangun Personal Branding dan nama yang baik di internet.

4. Terlihat Professional

Berkaitan dengan poin 3 tadi, membuat website portofolio akan membuat Laura terlihat professional.

Di luar sana, banyak orang-orang yang masih belajar menjadi freelancer. Beberapa diataranya mempunyai skill tidak mumpuni. Dengan melihat profilnya saja, klien sudah tahu mana freelancer pemula, mana freelancer professional.

“Waw, hebat sekali ya dia” itulah yang ada dipikiran klien saat sedang membuka website portofolio freelancer.

Klien pasti berpikir membuat website itu tidak mudah, butuh waktu dan tenaga. Klien melihat ini sebagai bentuk kesungguhan, dimana freelancer akan bersungguh-sungguh menyelesaikan project walau mengorbankan waktu, tenaga dan biayanya. Sama seperti freelancer membuat website untuk meningkatkan personal brandingnya.

Cara Memulainya

Laura masih terlamun menatap layar laptopnya. Tiba-tiba ada notifikasi email langsung. Dengan semangat Laura membuka email tersebut.
Tapi bukan tawaran job, tapi hanyalah iklan penyedia website, hosting dan domain. Laura yang tadi semangat kini lesu kembali. Ia pun menghapus email tersebut.

*Cling*

Tiba-tiba terlintas di pikiran Laura.
Mungkin kalau aku membuat website portofolio, akan ada klien yang tertarik padaku

Akhirnya sudah diputuskan, Laura akan membuat website portofolionya.
Tapi masalah selanjutnya muncul. Laura adalah siswa mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual sehingga ia tidak terlalu menguasai pemrograman web.

Laura bingung.

Mungkin aku buat blogspot saja
Tapi kalau domainnya gratisan tidak terlihat professional dan percuma klien tidak akan tertarik.

Akhirnya Laura mencari jasa pembuatan website di internet. Banyak penyedia jasa pembuatan website di internet, mulai dari yang murah hingga mahal, mulai dari website company profile hingga website berita.

Akhirnya pilihan Laura jatuh pada grapiku.com. Grapiku adalah penyedia jasa pembuatan website berkualitas, ilustrasi dan grafis, dan desain branding. Didirikan tahun 2015 yang baru menawarkan layanan pembuatan website dan desain grafis, kini Grapiku bukan hanya  desainer grafis, tapi “Brand Assit” partner pengembangan usaha. Cocok untuk Laura yang tengah mengembangkan Personal Brandingnya.



Desain websitenya pun kekinian dan tidak jadul. Grapiku juga menjamin websitenya stabil dan kuat, sehingga kecil kemungkinan untuk diretas. Tapi yang terpenting website dari Grapiku sudah dioptimasi mesin pencarian Google (terkadang kita menyebutnya Teknik SEO) yang membuat website dapat mudah tampil di mesin pencarian dan bersaing dengan kompetitor besar.

Dilansir dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia paling banyak terhubung melalui smartphone setiap hari dengan persentase 93,9%. Sementara 17,2% sisanya terhubung menggunakan laptop/pc. 68,9% koresponden bahkan tidak pernah terhubung melalui laptop/pc.

Melihat betapa banyaknya pengguna internet yang mengakses menggunakan smartphone, Laura sadar, selain desain user interface ia juga harus mempertimbangkan user experience dalam mode mobile.

Tapi Laura tidak perlu khawatir karena website dari Grapiku sudah responsive dan sesuai di segala perangkat.

Hal yang menjadi pertimbangan selanjutnya adalah lama pengerjaannya. Laura tidak mau waktu liburannya terbuang percuma hanya untuk menunggu masa pengerjaan websitenya yang umumnya memakan waktu yang lama.

Tapi itu juga bukan masalah. Laura lega mengetahui pengerjaan website hanya sekitar 10—14 hari saja.

Masalah selanjutnya adalah pengelolaannya. Laura tidak terlalu paham di dunia pemrograman web. Bagaimana caranya mengurus web, menambah konten web, atau mengedit konten web? Laura ingin memegang kendali sepenuhnya atas websitenya.

Tapi untungnya Grapiku memberi panduan berupa ebook dan konsultasi langsung untuk area Klaten dan sekitarnya. Jika ada masalah, customer service Grapiku juga akan siap 24 jam dalam 7 hari.

Portfolio Grapiku


Kini Laura sudah semakin yakin membuat website menggunakan jasa Grapiku. Ia berharap, websitenya dapat membawa pengaruh positif sebagai freelancer.

Kesimpulan


Kini Laura sudah mendapatkan banyak job. Ia senang bisa menghasilkan uang jajan dari freelancer. Rencananya membangun Personal Branding melalui website ternyata sukses.

Sekarang kita sudahi saja kisah Laura, dia sudah senang dengan hidupnya.
Bagaimana dengan kalian?

Apa kalian tertarik juga untuk membuat website?

Sekian dari artikel yang berjudul “Inilah 4 Alasan Penting Membuat Web Portofolio untuk Freelancer” Semoga bermanfaat untuk kalian semua, terutama kalian yang freelancer atau ingin menjadi freelancer.

Semoga dengan artikel ini kalian bisa memanfaatkan website untuk menunjang karir kalian.

Sampai jumpa di artikel selanjutnya


Jasa Pembuatan Website Berkualitas dari Grap

iku.com

Share this

Related Posts

Latest
Previous
Next Post »

5 Comments

Comments
Anonim
22 Juli 2019 pukul 15.54 delete

Mantap gan, medianya keren

Reply
avatar
Anonim
22 Juli 2019 pukul 15.55 delete

Noted, nanti kapan kapan cobain ah

Reply
avatar
Anonim
22 Juli 2019 pukul 15.57 delete

Berarti kalau pesan grapiku bisa lewat online atau harus ke kantornya?

Reply
avatar

Berkomentarlah dengan sopan, jangan buang waktu sobat untuk "menyampah"

Mengenai Saya

Foto saya
Aku adalah seorang pelajar yang sedang belajar Desai Grafis, Pemrograman, Animasi, dan lainnya. Sering berkhayal sembari mengelus-elus kucing.